Tante Melda
Kenalkan namku Rio, aku pria berumur 24 tahun, yang kini sedang tinggal di Surabaya tepatnya di rumah tanteku. Tante Risa namanya,, saat ini tantuku berumur 40tahun, namun bodynya masih seperti ABG. Dengan lingkar dada kira kira 38B dan pantat yang nungging menantang, mungkin ini di sebabkan karena kelas aerobic yang di ikutinya.
Seperti biasa kerja hanyalah kerja, aku pulang ke rumah dengan keadaan lelah, namun lelahku selalu terbayar dengan pemandangan indah yang aku lihat setiap harinya kala pulang ke rumha, ya tante Risa yang memang hobi mengenakaan pakaian yang minim membuat hari hariku yang berat menjadi berarti.
Jujur saja aku sange setiap melihat tante Risa, namun mau bagaimana lagi dia adalah tanteku. Lebih tepatnya kaka dari ibuku. Pada hari itu tepatnya hari sabtu aku libur kerja, tante Risa yang punya kelas aerobic mengajakku pergi dan nmengantarnya ke tempat dia biasa senam aerobic. Oh ya sedikit informasi, tanteku ini berstatus jada anak 2, dengan 2 anaknya yang seusia denganku kerja di luar kota, jadi di rumah hanya ada aku dan tante Risa saja.
"Rio, dari pada kamu diem aja di rumah, anterin tante yuk pergi senam" Ajaknya.
"Hmmm boleh tan, sekalian udah lama juga ga olahraga" Jawabku.
Kami pergi pagi itu dan sampai di tempat tujuan dalam waktu 30 menit. Sesampainya di sana tante Risa turun di lobi terlebih dahulu, dan aku memarkirkan mobil tante Risa di basement. Sekembalinya aku ke lobi dengan membawa tas pakaian yang aku bawa, aku di sambut oleh teman teman tanteku.
Kebetulan beberapa dari mereka memang sudah sering datang ke rumah jadi aku sudah ada kenal beberapa dari mereka, seperti tante Melda, tante Yanti dan juga tante Yuni. Mereka kegirangan melihat aku yang ingin ikut senam juga, maklum namanya ibu ibu, kalau lihat brondong kan jadi gimana gitu hahaha.
Singat cerita setelah saling tegur sapa di lobi, kami masuk ke dalam untuk memulai kelas, aku ganti pakaian ku dulu di ruang ganti, kebetulan tempat ini hanya memiliki 1 ruang ganti saja namun di dalamnya terdapat beberapa bilik untuk berganti pakaian di lengkapi dengan pintu yang bisa di kunci.
Aku masuk ke salah satu bilik untuk berganti pakaianku, di tengan tengah sibuknya aku mengganti pakaian aku mengdengar suara seorang wanita seperti mendesah dari bilik sebelah, aku yang penasaran mendekatkan telingaku ke dinding bilik, suara yang tadi semakin jelas terdengar. Setelah puas mendengar aku kelaur dari bilik tersebut dan pura pura mencuci tangan di wastafel yang ada di depan bilik.
Akupun kaget ternyata yang keluar dari bilik sebelahku adalah tante Melda, fikiranku mulai terbang kemana mana tanpa arah tujuan yang jelas. Singkat cerita aku sudah berada di tengah kelas aerobic, di sana banyak juga lelaki yang ikut, karena bagaimana juga instrukturnya adalah pria.
Ya kami senam aerobic bersama kala itu, setelah selesai kami kembali pulang. Tante Yuni ikut bersama aku dan tante Risa, karena memang arah rumah kami yang searah, setelah mengantarkan tante Yuni kami melanjutkan perjalanan pulang, tiba di rumah pukul 12:15 WIB.
Tante Risa segera naik ke atas untuk mandi, sementara aku tetap di teras rumah untuk merokok terlebih dahulu. Rokok sudah habis aku masuk dan segera mandi. Selama di kamarmandi aku terus kepikiran tetnang suara yang aku dengar di bilik tempat senam tadi.
Benarkan itu suara desahan atau aku yang salah mendengar, pikiranku tidak karuan, aku yang sangat yakin bahwa itu desahan mulai membayangkan hal hal yang liar, tar terasa karena imajinasiku penisku mulai ereksi, dengan panjang 18cm dan diameter 3cm, membuat penisku ini memang lebih besar dari rata rata pria Indonesia.
Awalnya hanya ku diamkan saja, karena kupikir hanya tegang sesaat, namun setelah selesai mandi penisku masih tegang dan tak kunjung turun, akhirnya inisiatif untuk melakukan onani, ku mulai menggenggam penisku dengan tangan kiriku, dan mulai menutup mataku sambil membayangkan video porno yang aku sering lihat dulu.
Tangan kananku bergerak layaknya meraba sebuah payudara, di tengah hayalanku aku melihat wajah tante Melda yang sedang ku remas remas payudaranya, fantasiku langsung menjadi tambah liar seketika, aku membayangkan menremas, memilin, menggiti hingga mencupang semua tubuh dari tante Melda dan crot keluar sudah spermaku di dalam kamar mandi.
Setelah penisku kembali turun aku selesaikan mandiku, dan menggunakan baju kembali lagi ke teras rumah untuk merokok lagi. Jam makan siangpun tiba, suara tante Risa yang memanggiku dari ruang makanpun terdengar.
"Rio ayoo makan dulu, makannya sudah siap nih" teriaknya.
"Iya tan, sebentar ya" jawabku dari teras.
Setelah rokok habis aku langsung pergi ke ruang makan, dan benar saja makanan sudah di siapkan untuk kami ber2. Aku langsung makan tanpa merasa malu, dan tak lupa berdoa terlebih dahulu, Singkat kata kami selesai makan, dan tante Risa memutuskan untuk kembali ke kamarnya untuk istirahat.
Sementara aku seperti biasa, kembali ke teras rumah untuk merokok sambil bermain game di hanphoneku, 2 jam berlalu dan bater hanphoneku juga sudah mau habis, baru bediri untuk menganbil charger hanphoneku tiba tiba terdengar suara bell.
"Ting Tong"
"Misi ada Risa ?" tanyanya daru luar pagar.
"Iya sebentar, tante ada di atas, ini siapa ya?" jawabku sambil membuka pagar.
"Ehh nak Rio, Risa di mana ya? ada urusan sama dia sebentar" jawab tante Melda
Aku kaget karena yang muncul adalah tante Melda, aku mempersilahkan dia masuk dan memintanya untuk menunggu di ruang tamu, sambil aku ke atas untuk memanggil tantuku.
"Tunggu sebentar ya, aku ke atas dulu panggil tante Risa" tawarku.
"Ohh iya ok" jawabnya.
Sebagai tuan rumah yang baik tidak lupa aku membawakan minuma terlebih dahulu untuk tamuku, dan aku segera ke atas untuk memanggil tante Risa. Aku mengetuk kamarnya dan memanggil, namun tidak ada jawaban. karena aku kawatir aku buka pintunya, ternyata tanter Risa sedang tidur di atas kasurnya.
Aku pun kaget setelah melihat tante Risa tidur, karena ia tidur tanpa mengenakan apapun alias telanjang. Aku yang kaget langsung keluar lagi dan menutup pintunya. Aku turun ke bawah dan dan menyanpaikan ke tante Melda bahwa tante Risa sudah tidur.
"Wahh maaf tan, tante Risa kyaknya udah tidur deh, soalnya aku panggil dia ga nyahut dan pintu kamarnya juga di kunci" kataku.
"Ohh yaudah ga apa, aku kasih tau kamu dulu aja, nanti tolong bilangin ke Risa ya" jawabnya.
"Ok siap tan" jawabku singkat.
Ternya tante Melda ingin mengadakat liburan dan mengajak tante Risa dan yang lainnya untuk pergi bersama, selama penjelasan itu aku tidak terlelu fokus karena baju ketat yang di gunakannya. dia menggunakan baju ketat berwarna merah dengan gambar bunga di tengahnya di tambah menggunakan celana legging betat dengan warna hitam.
Selama penjelasan aku hanya memandangi tubuhnya dari atas hingga bawah, dan tak lupa membayangkan apa yang aku bayangkan di kamar mandi tadi. Sampai sampai aku menelan ludahku sendiri. Tak berapa lama penjelasan selesai.
"Gitu ya nak Rio, nanti tolong bilangin ke Risa kalau sudah bangun" katanya
"Oke siap tante" jawabku
"Oke, tante pulang dulu ya" timpal tante Melda.
"Wah buru buru mau kemana nih" tanyaku.
"Ga kemana mana si" jawabnya singkat.
"Kalo ga sibuk ngobrol ngobrol di sini dulu aja, kebetulan aku juga ga sibuk dan ga ada temen buat ngobrol" pintaku.
"Hmmm boleh juga sim tante juga bingung mau ngapain di rumah sendiri" jawabnya.
Kami mulai lagi mengobrol dan saling tanya jawab, tak terasa minuma sudah habis, aku izin ke dapur untuk mengambil air minum lagi, dan segera kembali ke ruang tamu. Dari yang biacara formal sekarang kami seperti seorang teman dekat, saling cerita rahasia 1 sama lain.
Dari sini aku tau, ternyata tante Melda itu juga seorang janda anak 1, namun anaknya di bawa lari oleh mantan suaminya dan hingga kini belum di temukan. Dia mengatakan sudah mencoba menarinya dengan lapor ke kantor polisi, hanya saja mungkin mantas suaminya sudah membawa anak mereka ke luar kota, jadi lebih sulit di temukan.
"Yahh tante mah ga muluk muluk, ga apa ga ketemu juga, yang penting anaknya di jaga baik baik" jelas tate Melda sambil menitihkan air mata.
"Waduhh sorry tan, Jadi ga enak tante sapai nangis ginia" jawabku bingung.
"Iya ga apa nak Rio, kan tante juga yang meu cerita, jadi jangan negrasa ga enak" jelasnya.
Aku yang kehabisan kata kata tidak menjawab apa apa, hanya memperhatikan tante Melda yang sedang menangis. Ku ambilkan tissue untuk mengelap air matanya. tangisannya tidak berthenti malah mungkin dia semakin sedih.
Aku yang bingung tidak bisa berbuat apa apa, aku hanya duduk terdiam di situ, dengan dedikit keberanian aku pindah posisi dudukku dari yang di depannya menjadi di sampingnya. mulai ku dekap manja dia di ruang tamu sambil mengelus elus kepalanya perlahan.
"Udah tante jangan nangis lagi, saya percaya kok anak tante sekarang sudah besar dan mungkin lagi mencari tante juga sekarang" hiburku.
Hiburan yang aku lakukan bukannya membuatnya terhibur malah membuat keadaan semakin kacau, dia balik memelukku, dan menangis sejadi jadinya sambil menahan mulutnya agar tidak terlalu berisik. Ku dekap balik tubuhnya, kami berpelukan cukup lama hingga suasana mereda.
"Makasih ya nak Rio" katanya
"Iya ga masalah tan" jawabku
Masih dengan posisi berpelukan dia mencium pipiku, aku diam saja karena bingung harus bereaksi dengan cara apa, Dia kembali memeluk ku dengan erat dan ku balas pelukannya dengan erat juga. Aku mulai memberanikan diri untuk mengecup kepalanya dengan lembut. Tidak ada reaksi yang di berikan.
Kami tetap di posisi seperti ini sampai tante Melda benar benar berhenti menangis, dan tiba tiba saja ketika aku memalingkan wajah ke arahnya, tante Melda berusaha mencium pipiku lagi, namun kali ini yang kena adalah bibirku.
Kami berdua kaget, hingga ciuman terjadi dan tidak bergerak sama sekali. setelah saling tatap tatapan aku mulai memberanikan diri untuk sedikit bermain. mulai ku gerakan bibirku perlahan, begitu juga dengan tante Melda. Kami mulai dengan hal yang sederhana saling memainkan lidah kami berdua.
Desahan kecil terdengar dari mulut tante Melda. Karena aku takut tante Risa turun aku menggendong tante Melda dan membawanya ke dalam kamarku, tidak ada penolakan sama sekali, karen memang kami ber2 sedang menikmati moment ini.
Ku rebahkan dia di kasur kamarku, ku lepas bajuku dengan hanya menggunakan celana pendek aku kembali mencumbu tante Melda di atas kasurku, kami berciuam dengan waktu yang lama. Tante Melda mulai binal, tangannya mulai menjambak jambak kecil rambutku.
Tangannya yang 1 lagi berusaha mencari di mana tongkat kesaktianku. melihat dia agak kesulitan, ku lepaskan ciuman kami, dan ku berdiri tegak di sampingnya. mulai ku buka celanaku perlahan dan mengeluarkan batang jagoanku.
Tante Melda yang sudah menikmati permainan juga mulai membuka baju dan celana leggingnya, sambil menunggu dia membuka semua pakaiannya, aku kembali mengecek pintu untuk memastikan pintu sudah terkunci.
Ku kembali ke posisi menghadap tante Melda. Kali terpampang jelas sudah bentuk tubuhnya tanpa sehelai benagpun, memang benar senam itu sungguh berpengaruh di usianya yang sudah masuk 39tahun, tapi badannya masih kencang, dengan payudara yang tidak kendor sama sekali, ukurang 40B dengan puting coklat gelap di bagian ujungnya.
Ku tarik tangannya hingga dia berdiri. kami berciuman kembali dalam posisi berdiri, kini tangan tante Melda sudah leluasan bermain di batang penisku, di elusnya perlahan, dan kemudian kocok perlahan juga. sambil berciuman tangan kirinku meremas remas bokongnya yang maish kencang berisi. sementara tangan kananku sudah bermain di putingnya sedari tadi.
Ku pilin kecil putingnya yang sudah tegak berdiri sembari ku remas pantatnya yang kencang berisi, desahan kecil mulai keluar dari mulut tante Melda, tangan kananku yang sudah puas bermain di payudarnaya mulai turun ke bagian selangkangannya. Ku cari perlahan klitorisnya, setelah dapat ku usap kecil di bagian klitorisnya, desahan erotik tadi berubah menjadi desisan yang lebih erotik.
Jariku tetap mengelus klitorisnya perlahan, ku geser sedikit tanganku ke bagian lubang vaginanya, dan benar saja tante Melda sudah basah sedari tadi, kumasukan 2 jariku ke lubang vaginanya, desahannya pun tak terelakan "Ahhhh...."
Lelah berdiri ku arahkan tante Melda untuk tiduran di kasurku, ku susul berbaring di sebalahnya. Kami kembali bercumbu, kali ini kocokan tante Melda lebih cepat dan semakin cepat, begitu juga dengan jari jariku ku mainkan lagi lebih ganas di lubang vaginanya.
Tak lama kemudian tante Melda menggeliat menandakan dia sudah orgasme, ku tekan sedikit pundaknya dengan maksud memintanya melakukan blow job, dan dia menurutinya tanpa perlawanan sedikitpun. Aku yang sudah dalam posisi terlentang hanya melihat tante Melda yang gila menjilati penisku degan sangat lahap.
"Slurp slurp slurp" Begitu bunyinya setiap kali dia melakukan gerakan naik turun, tak lupa dia juga menjilati buah zakarku, dan memasukannya ke dalam mulutnya, ras ngilu namun enak menyerang tubuhku, Aku yang sudah tidak sabar kembali menarik tangannya hingga kini dia berada di atas tubuhku.
Ku balikan posisi menjadi tante Melda yang berada di bawah, ku ambil posisi bersujud dan ku arahkan pnisku ke vagina tante Melda, Awalnya sulit untuk masuk, mungkin karena vaginanya yang masih sempit karena sering berolahraga.
Ku cabut kembali penisku, kali ini ku basahkan lagi penisku dengan air liurku, dan ku arahkan kembali ke lubang vagina tante Melda, Percobaan kali ini berhail, kepada penisku sudah masuk tante Melda pun mendesah "Ahhh..."
Di hentakan kecil akhirnya penisku berhasil masuk seutunya ke dalam cagina tante Melda, Perlahan mulai ku bergerak maju mundur, perlahan tapi pasti semakin ku naikan kecepatan gerakanku, lelah dengan posisi ini aku balikan tubuh tante Melda, dengan pengetiannya dia langsung menunggingkan pantatnya, kembali ku arahkan penisku ke lubang vaginanya dan bles masuk sudah penisku ke dalam vaginanya.
Gerakan yang aku lakukan kian cepat dan desahan dari tante Melda pun kian tak beraturan, setelah 5 menit melakukan gerakan doggy style, tante Melda menggeliat lagi, terada caringan hangat memenuhi lubang vaginanya dan mengalir ke penisku.
Aku yang masih belum puas kini berbaring dan mengarahkan tante Melda untuk jongkok di atas penisku, dengan pengalamannya dia langsung paham dan mengarahkan penisku ke lubang vaginanya, dan bless penisku seperti tertelan ke dalam lubang vaginanya, kemudian tante Melda mulai bergerak naik turun pelan, sedang, dan semakin cepat.
Bukannya aku yang keluar malah dia yang keluar lagi, kali ini dia memelukku dan mencium bibirku dan ku balas ciumannya, masih penisku ada di dalam vaginanya, ku naik dan turunkan pantatnya yang bahenol itu dengan tangaku. kembali ke posisi awal, kali ini tante Melda berbaring dengan posisi mengangkang.
Ku masukan panisku ke luabang vaginanya dan ke genjot habis habisan, sambil menciuminnya. 10 menit berlalu akhirya aku merasa sudah mencapai batasku, dalam beberapa gerakan spermaku muncrat di dalam vaginanya, di susul oleh orgames yang di alami tante Melda, setelah pusat satu sama lain, kami berbaring saling berhadapan dan saling berciuman.
Merasa lelah sudah ilang kami kembali berpakaian dan bersiap menuju ruang tamu. ketika mengenakan pakaiannya tante Melda mengucapkan "Terimakasih ya Rio" aku hanya meliaht wajahnya dan mencium keningnya.
Kamipun keluar dari kamar dan aku membawakan jus jeruk dari darpur untuk minuman kami mengobrol, 30 menit berlalu, tante Risa turun dan kaget bahwa tante Melda ada rumah. akhirnya aku izin pamit untuk istirahat di dalam kamarku, dan tante Risa melanjutkan ngobrol dengan tante Melda.
Akupun tertidur pulas dan baru bangun jam 9 malam ketika tante Melda sudah pulang dan tante Risa sudah naik ke kamarnya lagi. Dan hari itupun berlaku, hingga kini aku masih sering berhubungan dengan tante Melda, kadang di rumah tanteku, kadang juga aku yang datang ke rumah diia, tak jarang kami juga menyewa hotel untuk melakukan aktifitas kami.
Sekian cerita dari ku, RIO. semoga menghibur.
NB: Cerita ini sudah di samarkan baik nama tempat, nama orang, dan tanggal kejadian, mohon maaf bila ada kesamaan. salam 899sprots.
Comments
Post a Comment