Air Mata Perawan
Kenalkan aku adalah Dino, berumur 19 tahun, aku memiliki tinggi badan 175cm, dan berat 75kg. Tubuhku terbilang atletis karena aku memang sering sekali mengikuti berbagai ajang olahraga baik antar sekolah ataupun individu.
Saat ini aku bersekola di XXX, dan menduduki kelas SMA 3, yang sebentar lagi akan melanjutkan sekolahku ke jenjang perkuliahan. Aku ingin membagikan sedikit cerita hidupku, di mana saat itu aku berumur 17 tahun, atau tepatnya saat aku kelas 1 SMA.
Aku berasal dari keluarga yang bisa di bilang kaya, karena ayahku adalah seorang pengusaha sukses di kota Bandung, dan ibuku menjadi Manager di perusahaan tersebut. Sudah sedari kecil aku selalu di tingga oleh orang tuaku yang sibuk berkerja, bahkan kadang mereka tidak pulang sampai 3 hari lamanya.
Untungnya di rumah selau ada mbo Minah yang memang sudah menjadi ART di rumahku, sudah 10 tahun mbo Minah kerja di rumahku, dia sangat baik, dia sering sekali memanjakanku, dan menghiburku ketika orang tuaku tidak ada di sisiku. (klik DISINI)
Namun perbuatan baiknya malah aku balas dengan sesuatu yang buruk pada cerita ini. Jadi ketika itu mbo Minah mengenalkan anaknya yang bernama Merri, Merri berusia sama dengan ku yaitu berumur 17 tahun saat itu, mbo Minah membawa Merri untuk berkerja di rumahku sebagai ART juga.
Karena kebaikan dari orang tuaku dan rasa percaya orang tuaku ke mbo Minah, orang tuaku menawarkan hal yang lain. Orang tuaku menawarkan untuk menyekolahkan Merri di sekolah yang sama dengaku, dengan catatan gaji tetap di berikan, namun selama di sekolah Merri harus berrestasi, dan juga siap membantu mbo Minah jika di perlukan.
Mbo Minah tentuk tidak menyia nyiakan kesempatan itu, singkat cerita Merri mulai sering datang ke rumahku untuk pergi bersekolah bersama. Kami mulai dekat 1 sama lain, sering ngobrol ngerjain pr bareng, bahkan ketika ulang tahunnya aku memberikan hadiah kepada Merri.
Aku yang saat itu masih muda dan baru mulai beranjak dewasa memang sedang terpacu untuk memiliki seorang kekasih, karena aku selalu berdekatakan dengan Merri ya aku mulai ada rasa suka sama dia, hanya saja aku sudah pernah sempat nembak dia buat jadi pacar aku, namun dia menolaknya dengan alasan bagaimanapun juga aku adalah majikannya, dan dia takut mempermalkukan aku di depan teman temanku kedepannya.
Namun semakin lama bersama dia semakin aku suka sama dia,1 tahun berlalu, kami sekarang sudah memasuki kelas 2 SMA, Merri yang semakin cantik membuat aku tidak bisa membodohi dikirku, suatu kesempatan aku meembak Merri lagi "Mer, aku sukda sama kamu, mau ga kamu jadi pacar aku ?". "Maaf Dino, aku udah pernah jelasin aku ga bisa terima kamu, kalau kamu mau kita jalanin aja kyak gini tanpa ada status" jawab Merri. "Sorry kalo udah maksa, aku ngerti kok, ya jadi temen kyak gini juga ga masalah" jawabku pasrah.
Dengan penolakan yang aku alami, aku frustasi, sedih, dan bingung, apa emang karena alesan itu ato karena apa, hingga akhirnya aku berfikir untuk menggunakan cara kotor untuk mendapatkan Merri. Saat ini kami sedang dirumahku, mengerjakan pr bersama, seperti biasanya mbo Minah sedang sibuk di dapur untuk menyiapkan makan malam nanti.
Aku dan Merri yang sibuk mengerjakan pr di ruang tamu tetap fokus dengan tugas kami, Merri ku akui memang pintar, terbukti dia berhasil menduduk ranking 2 pada tahun pertama di sekolahku dulu, dan dia kini memiliki nilai rata rata tertinggi di kelasku, jadi aku lebih banyak mencontek dari dia.
"Mer, nyontek dong" pintaku "Ini, tapi jangan sama sama banget, di ubah aja dikit dikit" jawab Merri. Ya Merri mungkin merasa berhutang budi jadi kepada keluargaku, jadi dengan mudah dia memberikan contekan kepadaku, walaupun tidak hari kerjaanku sama sama saja, nyontek dan nyontek.
Setelah selesai mengerjakan pr, mbo Minah daftang membawakan kami minuman, "Nih nak Dino, di minum dulu, maaf yo mbo masih sibuk di belakang" kata mbo Minah. "Mau aku bantu ga bu? aku sudah selesai ngerjain pr nih" sambung Merri. "Ndak usah, kamu boleh pulang, isitirahat saja, toh ibu sudah mau selesai juga kok, dan sebentar lagi pulang" jawab mbo Minah. (daftar DISINI)
Aku yang sedang asik menikmati minuman pun ikut campur dalam urusan itu "Jangan pulang Mer, kita main game dulu lah" ajakku. "Nah, kamu boleh temenin nak Dino main kalau kamu mau" tambah mbo Minah. "Hmmm ok deh, sambil nunggu ibu biar bisa pulang bareng" jawab Merri.
Kamipun bermain game hingga malam pun datang "Aku mandi sebentar ya" kataku kepada Merri. "Ok Din" jawab Merri. Aku segera berlalri ke kamarku untuk mandi, tak lupa ke dapur sebentar untuk mengecek mbo Minah yang kerja sendirian dari sore tadi. ternyata mbo Minah sudah selesai masak. "Ehh nak Dino, mandi dulu sana sudah malam, nanti selesai mandi langsung makan ya, panggil mbo aja, mbo istirahat dulu sebentar" kata mbo Minah. "Ok mbo" jawabku.
Segera aku mandi, namun ternyata aku lupa membawa handukku, jadi aku berteriak memanggil mbo Minah, namun mungkin karena mbo Minah yang sedang istirahat di gazebo belakang rumah, jadi dia tidak mendengar teriakanku, datang lah Merri membawakan handuk. "Nih handuknya Din" tiba tiba suara Merri terdengar. "Lah mbo kemana?" tanyaku kaget.
"Ketiduran di belakang, kyaknya ibu cape banget, jadi aku yang bawain handuknya deh" jawab Merri santai. Setelah ku ambil handuk dari tangan Merri melalui celah pintu yang ku buka, langsung ku tutup lagi pintunya dan mengeringkan badanku. Setelah mengenakan pakaian malam, aku langsung ke ruang makan untuk makan.
Ternyata makanannya sudah di siapkan oleh Merri, jadi aku hanya tinggal makan saja, tanpa ragu sedikitpun aku makan dengan lahap, namun melihat Merri yang tidak makan, aku memaksanya untuk makan "Makan sini Mer, nanti aku bilangin mama kalo ga mau makan loh" paksaku, ya Merri memang sangat menghormati mamaku, mungkin karena kebaikan yang mamaku berikan kepadanya.
Sehingga Merri akhirnya makan bersamaku di meja makan, setelah selesai makan merri buru buru memberihkan piring dan peralatan makan kami yang lainnya. Aku hanya menunggunya di dapur. Setelah selesai Merri membangunkan ibunya yang tertidur pulas di gazebo belakang.
Setelah bangun mbo Minah langsung ke dapur "Maaf nak Dino, mbo ketiduran" kata mbo Minah, "Iya ga apa mbo, kasian mbo juga butuh istirahat, ini juga masih mau tunggu mama sama papa pulang, tidur lagi aja ga apa, di kamar belakang, biar ga digigit nyamuk" jawabku. "Ok nak Dino, maaf yo, makluk orang tua fisiknya sudah tidak kuat lagi" jawab mbo Minah dan mengkah ke kamar belakang.
Merri yang baru tiba beberapa saat kemudian bingung kemana ibunya pergi "Loh, ibu kemana ya Din?" tanya Merri, "Aku suru istirahat lagi di kamar belakang, kasian kecapain pasti ibu kamu itu" jawabku. "Ohh kirain hilang" jawabnya bercanda. "Main game lagi yuk" ajakku. "Ayu, kali ini main kartu ya, yang kalah harus kena hukuman" jawab Merri. (klik DISINI)
"Ok siapa takut" jawabku. "Tapi hukumannya harus ikuti yang menang ya" tambahku lagi. singkat kata kami bermain di ruang tamu, dan kebanyakan aku yang kalah, sehingga habis aku di kerjai oleh Merri. "Yes akhirnya menang" kataku sambil berjoget joget. "Yaudah hukumannya apa?" tanya Merri.
"Hmmm karena ini permainan terakhir, aku mau kasih yang hukuman yang berat buat kamu" jawabku. "Ehh jangan dong, aku aja kasih yang ringan ringang" balas Merri. "Biarin, itung itung balas dendam gara gara kamu memang mulu" tambahku. "Ok ok hukumannya apa? Tapi abis ini aku ga mau main lagi ya" jawab Merri.
Mendengar dia pasrah, aku kepikiran sebuah hukuman yang "seru". "Yaudah, cium aku" perintahku sambil cengengesan. "Ih, hukumannya apaan si, masa kyak gitu" jawab Merri. "Lah kan hukumannya suka suka yang menang, masa ga mau ngjalanin, lagian kan ini permainan terakhir" jawabku sambil beracanda. "Enggak ah, kamu ga seru mainnya gitu" jawab Merri. (899sprots)
Aku yang sudah terlanjur senang tidak kehabisan ide. "Yaudah kalo gitu kamu tutup mata aja sambil cium aku, ato aku yang cium kamu, tapi kamu ga boleh gerak" kataku. "Ihh jangan cium cium dong, kan kalo ibu aku liat nanti ga enak, apa lagi kalo orang tua kamu yang liat" jawab Merri merengak.
"Ya kalo gitu jangan di sini, di kamarku aja, biar ga ada yang liat" tambah ku, Merri yang sudah pasrah dengan sikap keraskepala ku ini, hanya menggangguk, pergilah kami ke kamar tidurku, di sana Merri mulai dengan tutup mata dan mendekatkan mulunya ke arahku, namun karena malu mungkin, jadi dia membatalkan ciumannya "Ahhh aku ga bisa, aku tutup mata aja deh, kamu yang cium" pintanya.
"Yaudah, tutup mata loh" jawabku singkat. Merripun menutup matanya, dan ku dekatkan bibirku ke arah wajahnya, namun aku bingung bagian mana yang haru aku cium, kening / pipi, tiba tiba terfikir untuk mencium bibirnya. Dengan memberanikan diri akhirnya aku cium bibirnya, Merri yang kaget, membuka matanya dan hanya mematung.
Karena baru pertama kali mencium perempuan, ada perasaan enak yang tidak bisa di jelaskan di dadaku, aku teringat pada film film porno yang pernah aku lihat sebelumnya. Jadi aku dekatkan lagi mulutku ke arah Merri yang masih membatu. ku cium lagi bibirnya, kali ini tidak langsung ku lepas, dan tetap ku tempalkan bibirku di bibirnya.
Aku merasa aada yang kurang, ini tidak seperti yang aku lihat di video porno, setelah aku sadar apa yang kurang, ku lanjutkan lagi mengenggam kepala Merri dari belakang sembari mendekatkan tubuhku ke tubuhnya. setelah di rasa cocok, ku mulai menjulurkan lidahku sedikit demi sedikit.
Hingga akhirnyalidahku menyentuh bibir Merri, Merri yang membatu, tiba tiba tubuhnya bergetar, ntah kenapa, tapi aku ikut kaget juga karena itu. aku melepas ciuman itu, dan melihat wajahnya, mata Merri berkaca kaca seperti mau menangis. Aku yang sadar kalau salah langsung meminta maaf kepada Merri "Sorry ya, kebawa suasana, tolong jangan bilang ke mamaku ya, dan jangan bila ke mbo juga, aku janji ga ngulangin lagi"
Setelah mendengar permintaan maafku, Merri bukannya membaik, malah menangis, aku yang bingung harus bagaimana, buru buru keluar kamar dan mengambil air minum, ku kembali ke kamar dan mendudukan Merri di kasurku, sambil ku berikan air kepadanya.
"Nih Mer, jangan nangis lagi aku bener bener minta maat deh, aku ga gitu lagi janji" kataku. Merri hanya diam saja tidak membalas, tak kemudian dia minum air yang aku berikan. dan mengusap air matanya. "Aku nangis karena aku takut, bukan karena kamu cium, aku takut kalo nanti hubungan kita ga bisa kyak gini lagi, karena status yang berbeda, aku cuma anak pembantu, kamu majikan aku, kalao sampai orang lain tau bagaimana ? itu juga alasan aku menolak kamu selama ini, walaupun sebenernya aku juga da rasa suka sama kamu" jelas Merri.
Aku yang akhirnya mengerti kenapa Merri tiba tiba menangis, hanya bisa diam dan mencoba memeluk Merri. Merri yang masih duduk diam hanya menerima pelukan dariku, dan tak lama balas memeluku danmenangin sejadi jadinya. Aku berusaha menenagkannya lagi dengan ku tepuk lembut punggungnya. (daftar DISINI)
Tangis Merri sudah reda, namun kami masih dalam posisi berpelukan. Merri akhirnya mengankat kepalanya dari pundahku. dan menatap wajahku. Aku hanya diam tidak tau harus berbuat apa, namun tiba tiba Merri mencium bibirku.
Aku yang kaget, tidak bereaksi apa apa dalam beberapa saat. namun karena rasa enak yang tadi muncul lagi, akhirnya aku mulai membalas ciuman dari Merri. kami saling kulum mengkulum bibir satu sala lain. ku mulai memainkan lidahku, begitu juga dengan Merri, lidah kami berautan satu sama lain.
Aku yang sudah terbawa nafsu mencoba meraih payudaranya dengan tanganku seperti yang ada di video porno, namun tanpa di sangka Merri tidak memberikan perlawanan, malah terlihat Merri cukup menikamtinya.
Ku remas payudara Merri yang berukuran 32B dengan kedua tanganku, Merri kembali meciumku, kali ini lebih ganas dari yang sebelumnya, kali ini kami berdua sudah tidak saling menahan diri, di fikiran aku saat itu, biarlah orang tau, itu tidak apa, yang penting setelah ini aku harus bertanggung jawab untuk Merri.
Ku remas lagi payudaranya, kali ini aku berusaha memasukan tanganku ke balik bajunya, ternyata merri mengenakan baju berlapi dengan tangtop dan masih ada BH lagi di dalamnya. ku buka kaos luar Merri. ku mainkan payudaranya dari luar tangtop, masih merasa kurang, ku buka tangtopnya hingga akhirnya ku buka juga BHnya.
Kini payudara merri yang berukuran 32B terpampang jelas di depan wajahku yang memerah, Merri hanya memandangi wajahku tanpa memberikan komentar. seteelah beberapa saat kagum dengan pemandangan pegunungan, aku kembali melanjutkan aktifitasku.
Ku raba, ku remas, ku jilat payudaranya yang bulat, dengan puting wanar merah muda. Merri yang diam saja mulai menggumana tidak jelas, mungkin karena enak atau apa aku tidak begitu paham. Yang pasti aku menikmati permainan itu. (klik DISINI)
setelah puas bermain dengan payudaranya, aku bangkit berdiri dan membuka celanaku, Merri pun meliat penisku yang sudah tegang dengan pajang 12cm, dan diameter 2cm. Merri juga tidak kamu kalah, dia bangkit berdiri dan membuka celananya hingga kami ber2 telanjang bulat di dalam kamarku.
Merri mulai mendekat ke arahku, tangannya mencoba menggemgam penisku, aku pun berjalan mendekat dengan perlahan, begitu sudah tergenggam, terasa nikmat sekali, tangan lembutnya yang emlingkar di penisku, di tambah sensai dingin dari tengannya, membuat aku keenakan.
Ku cium lagi Merri dalam posisi berdiri, kamu bercumbu sambil berdiri, dan ini tidak seperti yang ada di video porno yang aku lihat sebelumnya. namun begitu nikmat, sehingga aku melupakan bagian detalin lainnya.
Ku abntu Merri bermain dengan penisku, ku arahkan tangannya maju mundur, dan Merri yang cepat tanggap langsung melakukannya sendiri. tangan yang sedang nganggur ku gunakan untuk mencari luabng vaginanya.
Cukup sulit bagiku, karena bulu di sekitar kemaluannya cukup lebat, dan ini kali pertamaku melakukan bubungan seperti ini setelah selama ini hanya melihatnya dari video porno. Karena terlalu sulit dalam posisi berdiri, aku memutuskan untuk membaringkan Merri di atas kasurku. ku angkat kedua kakinya, hingga Merri dalam posisi mengangkang.
Akhirnya bisa ku lihat dengan jelas lubang vagina Merri yang masih rapat tertutup bulu di sekitarnya. Ku coba merabanya menggunakan jariku, perlahan tapi pasti, gumanan yang tadi hilang kembali lagi, Merri kembali menggumam tidak jelas. Sementara aku tetap melakukan apa yang sedang aku lakukan.
Vagina Merri semakin basah, dan seingatku jika sudah basah itu artinya sudah siap di masuki, jadi aku mencobanya dengan merahkan penisku ke vaginanya, Perlahan namun pasti, sedikit demi sedikit, aku mulai menekannya, namun tidak masuk juga, sementara itu Merri meringis seperti kesakitan.
Aku baru sadar di setiap video porno yang aku lihat, si pemeran wanita pasti melakukan blow job terlebih dahulu, mengingat itu aku mengganti posisiku, ku dudukan Merri, dan mengarhkan penisku ke mulut Merri. Merri seperti mengerti, dia mulai menjilat, dan mengkulum penisku di mulutnya, rasa enak yag tidak bisa di jelaskan lagi lagi menjalas di tubuhku.
Merri sangat pandai memainkan kepalanya, maju mundur tanpa henti yang di lakukannya membuat aku semakin bernafsu, setelah merasa cukup, aku kembali ke posisi semula, dengan Merri tiduran sambil mengangkang. (899sports)
Ku arahkan lagi penisku ke vagina Merri, dan kali ini berhasil, walaupun ada tolakan dari Merri, ku usahakan agar mendorong sedikit demi sedikit, tiba tiba, tess, terasa cairang hangat mengalir di penisku, setelah ku cek, ternyata itu darah perawan Merri. Ku lihat wajah Merri, dia mengeluarkan air mata, namun bukan karena sedih, namun karena menahan sakit.
Karena banyaknya vido porno yang sudah ku lihat aku paham, segera setealh darahnya berhenti, ku coba masukan lagi penisku, kali ini bisa tertancap lebih dalam, namun suara Merri mengagetkanku, meri mendesah "Ahhhhhhh" begitu kurang lebih. dan ku tekan lagi penisku semakin dalam, desahan itu kembali terulang.
Setelah semua batang penisku masuk ke vaginanya, baru mulai ku maju mundurkan pantatku perlahan. Suara erangan yang ganas tadi berubah menjadi desahan yang teratur. "Ah ah ah ah ah" begitu setiap kali aku memasukan penisku.
Lama lama geraka yang ku lakukan semakin lancar, dan mulai ku naikan tempo kecepatannya, tak selang berapa lama, ada rasa cariran hangat lagi, dan ku cek lagi, kali ini bukan darah, melainkan seperti lendir bing yang mengalir turun dari penisku.
Aku paham itu adalah hasil orgasme Merri, jadi ku lanjutkan lagi, apa yang sudah ku muali, ku masukan lagi dan mulai bergerak lagi. kali ini gerakanku terasa lebih lancar dari sebelumnya. dan desahan merri jadi lebih teratur dari sebelumnya.
Setelah 10 menit melakukan gerakan maju mundur, aku merasakan mau keluar, ku cabut penisku, dan ku kocok tepat di depan wajah Merri. Merri yang hanya memejamkan matanya, tidak tau kalau aku sudah mau keluar, hingga akhirnya crot crot, spermaku menembak tepat di wajahnya.
Setelah itu Merri membuka matanya, Tanpa berkata dan lain lain, Merri hanya mengambil tissue dan mengelapnya. Aku yang kecapean hanya berbaring di sebelahnya. "Ini rahasia kita ber2 ya, jangan sampai ada yang tau, kalo ada yang taku, aku ga akan mau ke sini lagi" tiba tiber Merry berbisik di telingaku.
Aku yang mengerti dengan maksudnya, hanya menganggukan kepalu, Akhirnya kami kembali berpakaian, dan memberikan kekacauan yang sudah kami perbuat, setelah selesai kami memutuskan untuk menunggu orang tuaku di ruang tamu, namun sebelum keluar dari pintu kamar, aku memeluk Merri dan menciumnya sekali lagi.
Akhir cerita, setelah menunggu 30 menit di ruang tamu, orangtuaku sampai di rumah, tepat jam 8 malam mereka sampai di rumah, Mbo Minah yang tadi masih tertidur, segera keluar membawakan air putih untuk orang tuaku, (daftar DISINI)
"Maaf ya mbo, jadi kemaleman pulangnya, kita baru aja selesai metting soalnya, dan lupa untuk ngabarin mbo" kata ibuku. "Iya tak apa toh, kan memang sudah tugas si mbo untuk menjaga rumah sampai nyonya sama tuan pulang" jawab mbo Minah. "karena sudah malam nginap di sini aja mbo, kebetulan besok aku libur, biar di bapak aja yang kerja besok heheh, lagian udah malam juga, bahaya di jalan, besok pagi baru pulang" tawar ibuku. "Wahh makasih nyonya buat tawarannya, tapi di Merri ga bawa baju ganti buat besok sekolah, jadi mbo harus pulang" jawab mbo.
"Oh kalau itu gampang, besok kan hari sabtu, mereka pakai pakaian olahraga, nah kebtulan kan Dino punya 2, jadi Merri bisa pinjam dari Dino dulu" Jawb ibuku lagi. "Kalu nak Dino ga keberatan mbo si ok ok saja" jawab mbo Minah sambil melihatku, akupun hanya mengganguk.
Singkat cerita malam itu Merri dan mbo Minnah tidur di rumahku, memanfaatkan kesempatan ini, tengah malam aku bangun dan membangunkan Merri untuk tidur di kamarku. tentu saja dengan maksud tersembunyi. ya singkat cerita kami berhubungan sex lagi, namun kali ini aku sudah lebih mahir karena sebelumnya aku sudah menonton "tutorialnya" terlebih dahulu.
Begitulah kisahku, hingga saat ini mbo Minah masih berkerja di rumahku, aku dan Merri masih sering berhubungan sex, dan kali ini kami berdua sudah bisa memuaskan 1 sama lain dengan lebih mudah.
Dukung 899sportblog untuk terus menyediakan konten seperti ini dengan cata like dan share blog ini, semakin banyak yang baca, maka update juga akan semakin sering, salam 899sports.
Comments
Post a Comment