Pesta yang Tak Terlupakan


    Kenalkan namaku adalah Aldi, teman teman biasa memanggil aku Didi, umurkan saat ini adalah 30tahun, dengan tinggi 175cm, dan berat 75kg, jadi bisa di bilang tubuhkan masi proporsional, tidak lebih dan tidak kurang.

    Kembali ke cerita yang ingin aku bagikan, tepatnya kejadian itu terjadi 5 tahun yang lalu, ketika aku berumur 25 tahun, kala itu aku masihkan pekerja magang di sebuah perusahaan ternama di Jakarta. Dan di kirimkan ke cabang perusahaan di Bandung.

    Singkat cerita kejadian ini terjadi di bandung tepat saat pengangkatan jabatan yang di lakukan manager perusahaan di Bandung. Sebenarnya tidak ada yang istimewa selama menjalani pekerjaan di Bandung, karena memamng aku jarang bergaul dengan staff lainnya dan lebih sering menghabiskan waktu di kuliahanku.

    Tepatnya setealh 3 bulan bekerja ada desas desus pergantian manager untuk anak perusahaan Bandung, karena managernya terkena kasus pelecehan sexual. Hal ini tentu saja membuat aku tertarik dan setelah di sediliki memang benar dan sudah banyak korban yang berjatuhan karena ulah manager yang tidak bertanggung jawab itu.

    Waktu berlalu cepat, desas desus pergantian manager makin santer terdengar hingga akhirnya datanglah CEO perusahaan ke bandung, bersama dengan manager baru, Manager baru ini adalah seorang wanita yang katanya merupakan seorang keponakan dari CEO.

    Margaret namanya, di gadang gadang Margaret sudah pernah menjadi Manager perusahan di kota Surabaya, dan kinerjanya di nilai cukup bagus, jadi dia di pindah tugaskan ke kota Bandung. Singkat cerita malam itu terjadi pesta karena memang proses pengangkatan manager barunya sudah selesai.

    Aku yang masih magang merasa canggung ketika harus berhadapan dengan manager baru, bagaimana tidak, sudah aku magang, managernya wanita, cantik pula, yang lebih gawat lagi, bodynya itu loh yang aduhai banget. mungkin kalau aku kira kira, dia berumur 27 tahun dengan tinggi 170cm, bentuk tubuhnya jangan di tanya gan, mantap kali lah pokoknya, dada yang besar bulat berisi, mungkin sekitar ukuran 40B, dan pantat yang tak kalah semok behhh, bawaannya pati sange deh.

    Setelah berpapasan dengan manager baru, "Misi bu, aku Aldi pekerja magang di kantor ini, aku di bagian digital marketing, dan sudah 5 bulan bekerja, selama atas di pilihnya ibu sebagai manager perussahaan cabang kota Bandung yang baru" ucapku.

    "Ohh kamu Aldi, kalo dari kata staff yang lain, kinerja kamu bagus ya, banyak klien yang senang dengan hasil kerja kamu, mungkin kamu belum naik jabatan karena manager sebelumnya yang kurang teliti milih milih orang nih" jawabnya. "Makasih buat pujiannya, tapi ya memang mungkin belum maksimal aja kerja saya bu, mohon bimbingannya buat kedepannya bu" jawabku lagi. "Ohh pasti, kamu aset berharga perusahaan, kalau bisa ya jangan sampai lari ke perusahaan lain" jawabnya tegas.

    Singkat cerita malam itu di akhiri dengan acara minum minum, yahh semua orang minum kecuali manager yang baru berserta aku, ya aku ga minum bukan karena ga bisa minum, tapi karena aku emang ga mau aja pada saat itu. hampir semua orang yang ada di tempat itu mabuk bahkan ada yang harus di antar pulang karena sudah tidur di tengah jalan.

    "Aldi, kamu ga minum?" tiba tiba tanya Margaret "Ahh anu, saya lagi ga pengen minum, lagian besok ada kelas, jadi takut ga bisa bangun" jawabku "Ohh kamu masih sekolah ya, kalo gitu kamu boleh pulang gih, biar besok ga telat" jawabnya "Siap bu" jawabku singkat dan segera pulang.

    Selama di perjalanan kepalaku memikirkan betapa enaknya jika aku bisa sex dengan Margaret walau hanya sekali, namun lamunan itu tidak berlangsung lama, karena aku harus fokus menyetir agar selamat sampai rumah.

    Hari hari selanjutnya tidak ada yang istimewa, bekerja dan kuliah seperti biasa yang berbeda hanya Margaret yang tiap hari selalu mencari ku untuk masalah masalah yang sepele, "Aldi coba ke sini sebentar saya mau tanya kamu tentang sesuatu" tiba tiba suara Margaret memecah lamunanku. "Ahh siap bu" jawabku buru buru.

    Setibanya aku di dalam kantor manager, Margaret langsung mengkunci pintu kantornya dan menanyakan beberapa pertanyaan dasar yang ku rasa semua orang di sini tau, kecuali 1 pertanyaan yang membuat aku kaget.

    "Kamu masih perjaka ga ?" Tiba tiba tanya Margaret "Hah ? waduh bu masa yang kyak gitu harus saya jawab?" aku bertanya balik. "Iya dong kan biar saya tau" jawabnya "Udah enggak bu" jawabku. "Oke, kamu boleh keluar" balas Margaret.

    Pertanyaan tadi benar benar membuat aku bingung, seharian aku memikirkannya, hanya saja segera ku tepis jauh jauh akal akal yang aneh itu. Tak terasa jam pulang kerja pun datang. Tepat sebelum aku masuk ke mobil Margaret memanggil ku "Aldi" teriaknya.

    "Iya bu, ada apa ya ?" tanya ku kaget. "Bisa minta tolong antarain aku ke xxxx?" tanya Margaret. "Oh bisa bu, kebetulan 1 arah" jawabku "kok tumben ga bawa mobil bu?" tanya ku lagi. "Bawa, cuma bannya bocor, dan saya sudah di tunggu sama temen temen saya di sana" balasnya panik.

    Singkat cerita aku mengantarkannya ke tempat tujuan yang di maksud karena memang kebetulan rumahku searah dengan tempat yang di maksud. Sesampainya di sana betapa terkejutnya aku melihat teman teman Margaret yang tak kalah bahenol dari dia, aku hanya bisa berbisik dalam hati "kapan punya pacar kyak gitu".

    "Aldi ga mau mampir dulu ?" tanya Margaret. "Boleh aja si, cuma kan aku ga kenal sama temen ibu" jawabku malu malu tapi mau. "Udah ga apa, pura pura aja kamu saudara aku, lagian aku juga ga ada yang nganterin pulang kalo ga ada kamu hehehe" jawabnya. "Ahh siap bu, kalo anter ibu ke Surayabaya juga jadi bu" balasku bercana. "Hah kyak betul aja ucapaun Di" jawab Margaret sambil tertawa.

    Jadilah malam itu aku menemani Margaret bertemu dengan teman temannya. Tapi ternyata itu ga terlalu lama, karena merereka memtuskan untuk pergi ke suatu tempat setelah makan. Aku yang tidak tau apa apa hanya ikut ikut aja. Sesampainya di tempat tujuan berikutnya aku kaget, karena tujuan mereka sebenarnya adalah ke sebuah tempat karaoke elit di Bandung.

    Aku yang kebetulan ingin minum di ajak ketempat beginian semangatlah jadinya. Sesampainya di dalam kami langsung di pandu menuju ruang VIP yang ada di sana, ternyata sebelumnya mereka sudah booking tempat itu untuk acara mereka.

    "Pulang agak malem ga apa ya Di, besok kamu saya bolehin telat deh" kata Margaret. "Okeh kalo ibu ijinin telat, ga pulang juga saya jadiin bu" jawabku bercanda. Sesamapinya di dalam ruangan VIP semuanya sudah tersedia, dari alkohol hingga obat obattan terlarang.

    Selama di dalam kami semua berpesta, aku yang tidak pernah menggunakan obat obatan hanya ikut minum alkohol saja, aku yang teringat tanggung jawab untuk mengantar Margaret memutuskan minum tidak terlalu banyak malam itu, namun tetap saja membuat kepalaku cukup pusing.

    Tak terasa jam sudah menunjukan jam 4 pagi, sudah waktunya tempat karaoke tutup. Akhirnya aku dan 2 teman Margaret terpaksa membopong orang orang yang mabuk kembali ke mobil, tentu saja aku membopong Margaret.

    Sewaktu membopongnya di pundaku, aku merasakan sentuhan dari payudaranya yang kenyal, selama membopongnya aku berkali kali kepikiran untuk menyentuh payudaranya mungkin ini karena aku mabuk dalam fikirku, hingga akhirnya sampai di dalam mobil, aku langsung menduduki Margaret di kursi belakang, dan ku tanya rumahnya di mana, dengan nama ambuk dia berkata "ikuti saja teman aku, mereka udah tau di mana rumah aku".

    Aku hanya mengikuti arahannya saja, sesampainya di rumah Margaret aku kaget bukan kepalang, rumahnya berada di perumahan elit di Bandung, dengan banyak fasilitas yang tak kalah mewah lainnya, seperti kolam renang dan lain lain. Karena memang rumahnya berada di posisi huk dari ujung sampa ujung di jadikan 1 rumah, ya mungkin sekitar 2-3 rumah di jadikan 1.

    Aku kembali membopong Margaret untuk masuk ke dalam rumahnya, begitu juga dengan 2 orang temannya yang lain bernama Desy dan Fanny, Desy dan Fanny buru buru masuk ke dalam kamar di dalam rumah itu membawa 2 temannya yang sudah mabuk parah. dan aku hanya membawa Margaret ke ruang tamu, karena tidak tau di mana kamar Margaret berada.

    Setelah menunggu sebentar Fanny kembali ke ruang tamu dan menegurku "Kamu Aldi kan ? ayo ikut aku bawa Margaret juga ke kamarnya" setelah ku bopong Margaret lagi, ku ikuti Fanny ke kamar Margaret, memang orang kaya kamarnya saja seluas ruang tamuku di rumah, itu belum termasuk kamar mandinya yang ga kalah besar.

    Setelah aku rebahkan Margaret di kasurnya Fanny berkata "Jangan di apa apain ya, nanti langsung turun ke bawah, aku ke bawah dulu mau minum". Aku yang sudah di ancam tidak melakukan apa apa, hanya saja rasa penasaranku untuk menyentuh payudara Margaret kembali muncul.

    Setelah mengecek keadaan sekitar, dan aku yakin tidak ada orang lain ataupun cctv, aku menyentuhnya sedikit, beh rasa penasaran yang selama ini aku simpan terbayar dengan rasa lembut nan empuk payudaranya Margaret yang memang berukuran jumbo. Karena takut lepas kendali aku hanya memgangnya dan meremasnya sekali sebelum akhirnya keluar kamar Margaret.

    Sesampainya di ruang tamu aku kaget dengan penampilan Desy dan Fanny yang hanya mengenakan BH dan celana dalam. Namun mereka nampa biasa saja, mungkin karena faktor narkoba yang mereka gunakan sebelumnya di tempat karaoke.

    Fanny memanggil ku "Aldi, sini sebentar aku mau tanya tanya". "Iya ada apa ya?" aku menjawab sambil berusaha untuk tidak melihat tubuh mereka berdua yang hanya di balut dengan kain yang sangat minim. "Tadi kamu ngapain Margaret, hayoo ngaku" tanya Fanny sambil tersenyum. "Aku yang mengira ketahuan menyentuh payudara Margaret hanya menjawab "Enggak ngapa ngapain kok, kan tadi katanya ga blh ngapa ngapain jadinya langsung keluar deh".

    "Bagus, Margaret paling ga suka kalo lagi mabok malah di lecehkan, bisa bisa dia panggil  kakaknya yang seorang polisi buat ke sini nanti" jawab Fanny sambil tersenyum. "Ayo sini duduk dulu, temenin kami ber 2" sambung Fanny. "Aku yang bingung hanya bisa pasrah saja dengan panggilan itu.

    "Udah ga apa, kalau besok Margaret marah marah, blng aja kamu di paksa sama aku, di jamin ga akan marah lagi dia" Tegas Fanny. kami pun mengobrol dan Desy yang sedari tadi diam ternyata sedang enak menggunakan narkoba, makanya dia ga ada komunikasi sama sekali.

    Aku juga di tawari oleh Fanny dan di paksa untuk menggunakannya, ya karena rasa penasaran juga akhirnya aku menggunakannya, kepalaku mulai terasa pusing, ga karuan melihat orang seperti mereka sedang bergoyang. Tapi sensasinya enak sekali.

    Tak berapa lama aku tak sadarkan diri, begitu aku sadar aku sudah dalam posisi telanjang di temani dengan Desy yang sudah telanjang juga di sampingku. Aku yang kaget hanya bisa diam dan tidak berkata apa apa. Tak lama kemudian Fanny datang dan menjelaskan apa yang terjadi, katanya aku bercinta dengan Desy begitu hebat, hingga Desu bisa kelelahan.

    Aku yang tidak percaya mengecek penisku, dan benar saja penisku masih basah, dan banyak sekali cairan sperma bertebaran di mana mana, Fanny yang tidak mengenakaan apapun mulai mendekatiku dan memegang penisku yang berukurang 18cm dengan diameter 3cm itu dengan kuat dan mulai mengocoknya.

    Aku yang masih dalam pengaruh alkohol dan narkoba hanya bisa mengikutinya tanpa bisa melakukan perlawanan berarti, yang aku tau di kulum oleh Fanny itu enak, hanya itu yang ada di fikiranku saat itu. Setelah aku mendapatkan kontrol atas tubuhku sendiri aku mulai menggerayangi tubuh Fanny yang montok itu, mungkin lingkat dadanya sekitar 38B dengan pantat bulat montok, serta wajar yang cukup manis buatku.

    Ku mulai dengan yang paling sederhana, menyentuh dan mengkulum putingnya yang mulai keras itu, ku pilin sedikit puting yang kecoklatan itu dengan perlahan, desahannya Fanny pun tak terelakan, tangan yang memang sudah gatal ini mulai bermain di vagina Fanny yang sudah basah, ketika aku masukan jari jariku bertapa terkejutnya aku, ternyata vaginanya masih rapat, mungkin karena olahraga yang sering dia lakukan.

    Setelah puas oral, Fanny meminta aku memasukan batang penisku ke dalam vaginanya, mungkin karena Vaginanya yang masih sempit penisku sulit untuk masuk, namun karena Vagina Fanny yang sudah basah,  akhirnya berhasil masuk juga.

    perlahan tapi pasti mulai ku mainkan tempo maju mundur teratur, kunaikan sedikit kecepatan genjotanku, yang terdengar saat itu hanya desahan dan desahan dari Fanny "Ahhhh.... Ahhhh.. Ah..." suasana yang makin mendukung membuat aku tambah bernafsu.

 BERSAMBUNG

Comments

Popular Posts